KOTA DIPERAM DALAM LONTANG/CITY SOAKED IN DRINKING STALL
Anwar Jimpe Rachman (Editor)
Edisi dwi bahasa/Billingual editions
Cetakan pertama/First Edition, Oktober 2018
Penerbit/Publisher:Tanahindie Press
Kota dan kita mengalirkan sampah dan buangan ke Sungai Pampang dan Sungai Tallo. Pohon-pohon nipah lalu menyaring dan memeram segala macam buangan yang teramat busuk itu, sebelum menyerahkannya ke muara dan ke laut. Pohon-pohon itu juga memeluk tanah kota yang kita pijak sekarang agar tidak runtuh dan terbawa arus. Nipah juga membersihkan air buangan kita dan menjadikannya sari pati yang menjelma jadi ballo’ untuk pange’ba. Nipah dan pange’ba saling memberi dan menerima. Mungkin hanya tuaklah yang menjadi alasan mengapa nipah masih merimbun di wilayah itu. Karena itu pula, orang-orang di Makassar perlu berterima kasih pada para pange’ba, lontang, dan ballo’ yang disesap dan ditenggak oleh mereka yang dipinggirkan dan mungkin kelak digusur itu karena laju pembangunan. Sejak itu, saya pulang dengan satu definisi: Makassar adalah kota yang diperam di dalam lontang.
Buku ini merupakan kumpulan tulisan, praktik audio dan visual dari sejumlah orang muda yang meneliti Kota Makassar selama Januari-Juli 2018, melalui program “Anak Muda dan Kota” yang diadakan oleh Tanahindie.
Rp80,000,-
BeliKatalog Buku
Jalur Teripang: Jejak dan Pemaknaan Baru Seratus Tahun Kemudian
Rp.100,-
- Stock : 1
- Berat : 350gr
- Diskon : 0%
Raja Wartabone: Sang Santri Bontoala Bermoyang Suwawa-Bugis
Rp.100,000,- Rp.100,000,-
- Stock : 25
- Berat : 350gr
- Diskon : 0%
Seni sebagai Politik: Memahat Ulang Identitas dan Kuasa lewat Pariwisata di Tana Toraja
Rp.100,000,-
- Stock : 100
- Berat : 482gr
- Diskon : 0%