Jalur Teripang: Jejak dan Pemaknaan Baru Seratus Tahun Kemudian
Jalur Teripang - Jejak dan Pemaknaan Baru Seratus Tahun Kemudian
Penulis: Subarman Salim dkk
Penyunting: Anwar Jimpe Rachman & Nur Utaminingsih
Cetakan I, Agustus 2024
Aktivitas utama para pelaut yang berlayar menuju perairan di wilayah Australia Utara, selanjutnya disebut Arnhem Land, ternyata untuk satu tujuan utama, yaitu mencari teripang (Macknight, 1976). Campbell menuliskan dengan detail bahwa pada awal abad ke-19 ada sekitar 30 hingga 60 perahu para pencari teripang yang berlayar hingga ke Australia Utara yang mana masing-masing memuat sekitar 30 awak kapal. Dengan demikian, dapat dibayangkan bahwa ada sekitar 100 pelaut yang berlayar dari Pelabuhan Makassar untuk mencari teripang di Australia Utara pada masa itu (h. 29). Para pelaut ini mengumpulkan sekitar 200 hingga 350 ton teripang kering di setiap musimnya (h. 38).
Setelah seratusan tahun secara resmi pencari teripang yang berangkat dari Makassar dilarang masuk, relasi itu terus berlanjut dalam berbagai bentuk, baik perayaan maupun pemaknaan dalam dunia seni dan kebudayaan.
Buku hadir sebagai bentuk dari pemaknaan baru tersebut yang ditulis oleh sepuluh penulis muda dalam menginterpretasi ulang hubungan Makassar - Marege yang sangat emosional itu.
Rp100,-
BeliKatalog Buku
Jalur Teripang: Jejak dan Pemaknaan Baru Seratus Tahun Kemudian
Rp.100,-
- Stock : 1
- Berat : 350gr
- Diskon : 0%
Raja Wartabone: Sang Santri Bontoala Bermoyang Suwawa-Bugis
Rp.100,000,- Rp.100,000,-
- Stock : 25
- Berat : 350gr
- Diskon : 0%
Seni sebagai Politik: Memahat Ulang Identitas dan Kuasa lewat Pariwisata di Tana Toraja
Rp.100,000,-
- Stock : 100
- Berat : 482gr
- Diskon : 0%